Tonny Koeswoyo
Tonny Koeswoyo (lahir di Tuban, Jawa Timur, 19 Januari 1936 – meninggal di Jakarta, 27 Maret 1987 pada umur 51 tahun) atau Koestono Koeswoyo adalah pimpinan dari group Koes Plus. Tonny dapat memainkan tiga alat musik yaitu piano, gitar dan keyboard. Ia juga menciptakan lirik yag indah serta penuh makna dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh arti. Chrisye yang menyanyikan lagu ciptaan Tonny koeswoyo "Cintamu tlah Berlalu" dalam salah satu albumnya mengatakan lirik yang dibuat Tonny Koeswoyo sangat dalam dan puitis.
Karier
Tahun 1962 dia mendirikan Koes Bersaudara yang anggota anggotanya adalah kakak dan adik adiknya putra Koeswoyo yaitu John Koeswoyo, Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo.
Di awal tahun 1960-an group musik di Indonesia umumnya lebih bangga menyanyikan lagu asing, namun Koes bersaudara merupakan pelopor mencipta dan merekam lagu berbahasa Indonesia. Atas permintaan penonton ketika Koes Bersaudara manggung, mereka "terpaksa" membawakan lagu lagu The Beatles, Kalin Twin dan Everly Brothers yang ujung ujungnya dituduh Bung Karno sebagai penyebar Musik Ngak Ngik Ngok tak berbudaya Indonesia. Oleh karenanya mereka mendekam di Bui tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Sekeluar dari bui, situasi dalam penjara dipotret melalui lagu lagu Koes Bersaudara berikutnya.
Di tengah situasi ekonomi sulit, Nomo Koeswoyo mengundurkan diri. Keadaan ekonomi Tonny Koeswoyo pun menurun hingga menjual radio satu satu miliknya untuk membeli becak guna menyambung nyawa. Tetapi berusaha keras eksis di bidang musik dengan merekrut Murry atau Kasmuri membentuk group musik yang diberi nama sementara FREE AND PEACE, sebelum kemudian terinspirasi dengan APC PLUS dan Koes Plus-lah nama yang dipilih untuk nama Group yang terdiri dari Tonny, Yon, Yok, dan Murry. Maestro musik yang bernama asli KOESTONO ini seperti mendapat energi baru dengan masuknya Murry, sehingga kreatifitasnya tidak terbendung dengan menampilkan irama musik yang lebih bervariasi.
Walau mula mula Koes Bersaudara dan Koes Plus berkiblat musik barat, tetapi suatu waktu Tonny Koeswoyo berseru agar musisi Indonesia jangan segan menggali kekayaan seni Musik Tradisional Indonesia. Dan dia benar benar berhasil membuktikan dengan keberhasilannya meramu musiknya dengan warna lokal / tradisional Indonesia. Hingga hari ini belum kita temukan musisi sekonsitensi dia dalam beridealisme. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah album Pop Indonesia, Pop Jawa, Pop Melayu, Pop Keroncong, kemudian "diversifikasi" menjadi Album Anak-anak, Natal, Qosidah, Another Song for You (bahasa Inggris), Album In Hard Beat, Folksong.
Dengan berbekal bacaan filsafat yang bersumber dari Al Qur'an, Injil, Gitanjali, Bhagawad Gita, Vivekananda, dan lain sebagainya, menyebabkan lirik lagu yang dia ciptaan memiliki bobot.Tidak hanya tema cinta yang diusung oleh Tonny Koeswoyo, tetapi merambah pada tema Ke-Tuhan-an, tema Nasionalisme, Keindahan Alam, dan lain-lain.Walaupun pada waktu itu sempat menimbulkan pendapat miring bagi pengamat musik, konsep mencipta lagu yang berlirik sederhana, dan easy listening, menjadikan lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus bertahan hingga 3 dasawarsa tidak mustahil menjadi "lagu rakyat" sepanjang masa. Intensitas bermusik yang tinggi menyebabkan raganya "terlupakan", sehingga pada tanggal 27 Maret 1987 penyakit kanker usus mengakhiri hidupnya. Tonny Koeswoyo tutup usia di Jakarta pada umur 51 tahun.