Tokoh
Utama
Ikal adalah anak kampung
yang miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia adalah murid pintar di
SMAnya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia dikejar oleh Pak Mustar dkk.
Arai adalah tokoh sentral
dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya
(satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang
mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat
suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu
spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya
sedih dan patah semangat.
Jimbron, anak yatim piatu
yang diasuh oleh seorang pastur katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah
bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah
peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD , dulu ayahnya
sekarat di depan matanya maka ia membawa ayahnya dengan sepeda yang lajunya lama sampai di puskesmas ayahnya meninggal di
depan matanya dan waktu ditanyai orang-orang sudah terlanjur gagap karena
terlalu banyak menangis sampai tersendat-sendat ia selalu berfikir jika saja
waktu itu dia menaiki kuda pasti ayahnya tertolong. Jimbron adalah penyeimbang
di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan
kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.
Ringkasan isi cerita
3 Seorang pemimpi.
Setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA Bukan Maen. Disinilah perjuangan dan
mimpi ketiga pemberani ini dimulai. Ikal, salah satu dari anggota Laskar
Pelangi, Arai, saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal
di rumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal. Dan
Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun
pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah
mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal
begitu pintar dalam sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemar kuda ini
biasa-biasa aja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan
Arrai selalu menjadi 5 & 3 besar.
Mimpi mereka
sangat tinggi, karena bagi Arrai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna
tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan
study ke sarbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Beia, guru
seninya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras, menjadi
kuli ngambat mulai pukul 2 pagi sampai jam 7 dan dilanjutkan dengan sekolah,
itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan
impiannya. Ya, meskipun kalau dilogika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk
sampai kesana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan.
Setelah selesai
SMA, Ari dan Ikal merantai ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jombron lebih
memilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan
kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai.
Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbronpun akan
selalu bersama mereka. Berbula-bulan terkatung katung di Bogor, mencari
pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun.
Akhirnya setelah
banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal keterima menjadi tukang sortir
(tukang Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke kalimantanTahun berikutnya,
Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. dan setelah lulus, ada lowongan
untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia
singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15
besar.
Saat wawancara
tiba, tidak disangka, profesor penguji begitu terpukau dengan proposal riset
yang diajukan Ikal, meskipun bahanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang
amsih bekerja sebagai Tukang Sortir, tulsiannya begitu hebat. Akhirnya setelah
wawancara selesai, siapa yang menyangka. Kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut
dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua
dipertemukan dalams suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah
Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya
bertahun-tahun. ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil
jurusan Biologi.
Tidak kalah dengan
Ikal, proposal Risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan
teori baru. Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke belitong. Dan ketika
ada surat datang, mereka berdebar - debar membuka isinya. pengumuman menerima
Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang
tuanya. Sangat ingin membuka kabar tu bersama orang yang sangat dia rindukan.
Kegelisahan dimulai. Tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu.
Akhirnya Ikal keterima
di Perguruan tinggi, Sarbone Perancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan
surat Arai, Subhannallah, inilah jawaban dari mimpi – mimpi mereka. Kedua sang
pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari
segalanya. Disinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan
anak-anak mimpi berikutnya.
Manfaat
yang bisa diambil dari novel sang pemimpi
Manfaat yang bisa di
petik dari novel sang pemimpi adalah jangan pernah pantang menyerah dalam hidup
ini walau banyak rintangan yang harus dihadapi (bermimpi). Hal ini secara jelas
digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang
kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala
keterbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar